Rabu, 22 September 2010

Bermula dari Garasi Nenek


Pada usia 20 tahun Fahira Idris bersama 11 temannya semasa kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia memulai usaha pembuatan parsel dari garasi milik nenek. Usaha jasa yang melayani pengiriman parsel selama 24 jam itu tak berjalan lama. ”Kawan-kawanku banyak yang dapat pekerjaan baru setelah lulus kuliah. Tinggallah aku sendiri. Aku bertekad meneruskan usaha itu dengan nama berbeda,” kata Ira.


Ketika menikah, Ira dihadiahi sebuah rumah di Kalibata oleh ayahnya, Fahmi Idris. ”Eh rumah itu ada garasi plus kantor. Aku buka Nabila Parcel and Florist dari garasi lagi. Itu di Jalan Haji Samali, Kalibata,” tutur Ira.

Perempuan yang baru saja dinobatkan sebagai The Most Inspiring Tweeter ”The 10 Top Blog 2010” ini tak menduga sama sekali bahwa usaha dari garasi itu menginspirasi banyak orang di sekitar Jalan Haji Samali. Ruas jalan itu sampai kini dikenal sebagai pusat parsel di Jakarta, selain di kawasan Cikini. Lantaran dianggap sebagai pelopor itulah, Ira didaulat sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Parcel Indonesia sampai kini.

”Kelebihan usahaku karena melayani pengiriman parsel 24 jam. Awal-awal aku sendiri yang terima telepon pemesanan, he-he-he,” kenang Ira.

Ketika ia belajar merangkai bunga di Inggris, kiat jasa pengiriman 24 jam itu tetap ia jalankan. Kini, Ira bisa mengirim bunga ke seluruh dunia selama 24 jam. ”Sejauh ini klien-klienku mengirim bunga ke Amerika, Australia, Inggris, Jepang, China, dan India. Aku bekerja sama dengan jaringan florist FTD yang berpusat di Amerika,” kata Ira.

FTD yang dimaksudkan Ira tak lain dari Flower Trans Delivery, satu jaringan jasa pengiriman bunga internasional. ”FTD memberiku petunjuk florist mana yang terdekat dari alamat klienku di Jakarta untuk pengiriman ke Inggris, misalnya. Demikian juga sebaliknya. Aku menerima pesanan dari luar negeri dan mengantarkan kepada alamatnya di Jakarta atau kota-kota lain di Indonesia,” ujar Ira.

Ketika pertama kali dibuka pada tahun 1995, Nabila praktis menjadi satu-satunya florist yang melayani pengiriman bunga internasional. ”Dan, 24 jam pula, he-he-he,” kata Ira. Ira nyengir ketika menyebut 24 jam karena suatu kali ia ingat seorang kurirnya ditolak ketika ingin mengirim bunga.

”Ada klien yang ingin bunga itu sampai tepat jam 12 malam karena yang menerima sedang berulang tahun. Eh, bapaknya menolak, ya, balik lagi, he-he-he,” ujar Ira.

Tetapi, itulah bunga-bunga dari perjalanan usaha Ira sampai akhirnya ia menjelma menjadi pengusaha, bahkan kini memimpin perkumpulan Saudagar Muda Minangkabau Indonesia.(CAN)
FAHIRA IDRIS • Lahir: 20 Maret 1968 • Pendidikan: - Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia - Jane Paker Flower School London, Inggris - Pascasarjana Universitas Padjajaran Bandung (sedang) • Orangtua: Fahmi Idris (Ayah), Kartini Hasan Basri (Ibu) • Anak: Nabila Zahra (15) • Organisasi: - Ketua Harian Perbakin DKI Jakarta (2008-2015) - Ketua Umum Saudagar Muda Minangkabau (2008-2014) - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Parcel Indonesia (2008-2014) - Ketua Yayasan Penyantun Yatim Piatu, Duafa, dan Janda Azzahra 1991-sekarang - Pemilik Aries Shooting Club



COMPAS
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Tidak ada komentar: